Tahukah Anda apa itu malaria? Masalah kesehatan ini cukup serius, mengingat ada 249 juta kasus di seluruh dunia pada tahun 2022. Menurut data WHO, ada 608.000 kasus kematian akibat malaria di 85 negara. Sekitar 95% atau 580.000 kasusnya terjadi di kawasan benua Afrika.[1]
Meskipun di Indonesia tingkat mortalitasnya lebih rendah daripada di kawasan Afrika, namun Anda tetap harus waspada. Caranya adalah dengan mengenali pemicu dan gejala malaria agar Anda segera mendapat pertolongan pertama. Selain itu, kenali juga cara mengatasi dan cara mencegahnya.
Berikut adalah penjelasan yang lebih lengkapnya!
Pemicu dan Faktor Risiko Malaria
Jika Anda belum tahu apa penyebab sakit malaria, penyebab utamanya adalah gigitan nyamuk yang telah terinfeksi parasit. Spesies nyamuk yang paling bertanggung jawab atas penularan parasitnya adalah nyamuk Anopheles betina. Selain itu, jarum suntik dan transfusi darah juga bisa menularkan parasitnya.
Meskipun parasit malaria dapat menginfeksi semua orang, namun ada beberapa kelompok yang lebih rentan, seperti:
- Anak berusia di bawah 5 tahun.
- Wanita hamil.
- Penderita HIV AIDS.
Jenis-jenis Malaria
Pada dasarnya, ada beberapa jenis malaria yang perlu Anda ketahui. Alasannya karena ada lebih dari satu jenis parasit yang bisa menginfeksi, yaitu:
1. Malaria Ovale
Pemicu utamanya adalah dua jenis parasit yang hidup berdampingan, yaitu Plasmodium ovale curtisi dan Plasmodium ovale wallikeri.[2] Pada umumnya, nyamuk yang membawa kedua parasit ini hanya menggigit Anda dari sejak matahari terbenam hingga terbit fajar.
Ketika Anda terinfeksi, ada beberapa parasit yang langsung aktif dan beberapa lainnya masuk ke fase dorman di organ hati. Karena itu, selain memberantas parasit yang aktif, jangan lupa memberantas yang dorman juga. Sebab, parasit dorman inilah yang menjadi penyebab malaria kambuh.
Selama aktif, parasit ini akan memecah hemoglobin dan protein lain, termasuk glukosa di dalam darah. Hal ini dapat memicu asidosis laktat (kelebihan kadar asam laktat) dan hipoglikemia (kekurangan gula darah). Tidak jarang, kondisi ini juga memicu anemia dan splenomegali (pembesaran limpa).
2. Malaria Quartana
Pemicunya adalah infeksi parasit Plasmodium malariae yang masuk ke sel darah merah. Hanya saja, sifatnya memang lebih jinak daripada spesies yang lainnya.[3] Hal ini membuatnya lebih jarang diteliti dibandingkan spesies yang lain. Ciri khasnya adalah demam kuartana atau empat hari sekali.
3. Malaria Tertiana
Pemicunya adalah infeksi parasit Plasmodium vivax. Spesies parasit ini punya titik persebaran yang paling luas di seluruh dunia. Sebab, parasit ini bisa bertahan hidup di suhu dingin, sehingga tidak hanya menyebar di negara tropis saja. Hal ini membuat 2,5 miliar orang rentan terkena infeksi P.vivax.[4]
Sama seperti P.ovale, P.vivax juga mengalami fase dorman. Karena itu, malaria yang disebabkan oleh parasit ini rentan kambuh, bahkan setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Jadi, meskipun masa inkubasinya hanya 12 – 17 hari, gejalanya bisa kembali setelah 2 tahun.
Bedanya, parasit yang satu ini hanya menginfeksi sel retikulosit saja, tidak seperti spesies lain yang menyerang semua sel darah merah. Jika Anda ingin tahu apa itu ciri khas malaria tertiana, ciri khasnya adalah demam yang muncul setiap 3 hari.
4. Malaria Tropika
Ada alasan mengapa orang yang tinggal di kawasan Afrika punya angka mortalitas yang lebih tinggi daripada negara lainnya. Alasannya adalah karena di sana ada malaria tropika. Pemicunya adalah infeksi parasit Plasmodium falciparum yang berbahaya dan rentan menimbulkan kematian.
Parasit ini bisa masuk dan berkembang biak di dalam eritrosit inangnya. Jadi, parasit P.falciparum punya kemampuan untuk melahap hemoglobin dan merombak sel di dalam inangnya. Akibatnya, plasma eritrosit yang terinfeksi melekat pada dinding kapiler.[5] Kondisi ini dapat berakibat fatal.
12 Gejala Malaria
Ada beberapa gejala yang bisa Anda rasakan, seperti:
- Demam
- Tubuh menggigil dan panas dingin
- Berkeringat, khususnya di malam hari
- Nyeri perut dan nyeri otot
- Kelelahan
- Tubuh gemetar
- Diare
- Mual dan muntah
- Denyut jantung cepat
- Sakit kepala
- Wajah pucat
- Kebingungan
Cara Cegah dan Atasi Malaria
Jika Anda terlanjur terkena malaria, segera kunjungi rumah sakit, klink, atau pusat kesehatan lainnya untuk mendapatkan pertolongan pertama. Selain itu, Anda juga bisa membantu mengatasinya dengan:
- Mengonsumsi makanan kaya gizi, khususnya yang dapat membentuk sel darah merah dan energi.
- Perbanyak minum air mineral.
- Istirahat cukup.
Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi suplemen herbal tambahan untuk menjaga daya tahan. Misalnya seperti Sido Muncul Natural Sari Daun Pepaya. Suplemen ini bisa mempercepat proses pemulihan saat terinfeksi dan menurunkan demam. Anda dapat mengonsumsinya 2 kali sehari 1 kapsul sebelum makan. Mengingat apa itu malaria, Anda juga perlu menambah nafsu makan. Sebab, akan ada banyak energi yang hilang akibat infeksi parasit tersebut. Jadi, suplemen ini cocok untuk Anda, karena selain menurunkan demam suplemen ini juga bisa meningkatkan nafsu makan.