Pada beberapa tahun belakangan, istilah workaholic mulai banyak terdengar oleh masyarakat awam. Secara literal, istilah ini berarti “gila kerja”. Biasanya digunakan untuk menggambarkan orang yang terus bekerja dalam jangka waktu panjang dan merasa kesulitan untuk tidak melakukannya.[1]
Karena bekerja secara berlebihan dan selalu mengutamakan pekerjaan, tidak jarang mereka mengabaikan aspek kehidupan lainnya. Mobilitas mereka pun cenderung tinggi dan padat. Sebab, pada saat liburan atau beristirahat, mereka punya tendensi untuk merasa stres karena kepikiran pekerjaan.
Ada banyak penyebab workaholic, mulai dari tuntutan ekonomi, ambisi, kepribadian yang perfeksionis, atau sudah terbiasa menjalani gaya hidup yang seperti ini. Anda pun dapat mengenali beberapa ciri-ciri orang workaholic berikut ini!
1. Bekerja Terus-menerus
Sebagai orang dewasa yang berada di usia produktif, memiliki pekerjaan adalah hal yang normal. Biasanya, di Indonesia orang-orang bekerja 5-6 hari dalam seminggu. Rata-rata, jam kerja full time adalah 7-8 jam per hari atau sekitar 40-42 jam pada setiap minggu.
Namun, bagi orang yang gila kerja, jam tersebut cenderung tidak ada artinya. Menurut hasil studi literatur di Pubmed Central, mereka bekerja lebih dari 50 jam per minggu.[2] Bahkan, ada beberapa kasus orang yang bekerja setiap hari atau terlalu sering lembur. Hal ini dianggap normal oleh mereka.
Sebenarnya, lembur sesekali adalah hal yang normal. Terlebih jika ada pekerjaan tambahan atau ketika pekerjaan Anda belum selesai. Pada umumnya, klausa ini sudah tercatat di kontrak kerja. Seringkali Anda bahkan mendapatkan kompensasi seperti upah tambahan dan lain sebagainya.
Hanya saja, bagi orang yang gila kerja, mereka punya kepuasan tersendiri ketika bekerja melebihi porsi. Berdasarkan penelitian di Belanda dan Spanyol, orang yang gila kerja cenderung bekerja secara berlebihan dan kompulsif. Hal ini bisa memicu efek negatif pada kesehatan psikososial mereka.[3]
2. Mengorbankan Waktu Istirahat
Jika Anda bertanya-tanya apakah workaholic itu baik, pada porsi normal sebenarnya hal ini baik untuk karir Anda. Normal di sini berarti Anda menganggap pekerjaan adalah hal serius. Hal ini bisa membuat hasil pekerjaan Anda menjadi jauh lebih sempurna.
Namun, jika sudah ada tendensi kompulsif dalam bekerja, terutama ketika Anda mengorbankan waktu istirahat, maka segera hentikan. Hal ini karena kebiasaan tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental.
Menurut penelitian di Finlandia, Swedia, Denmark, dan Inggris, orang yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu lebih rentan terkena masalah kesehatan. Masalah tersebut bisa berupa gangguan kardiovaskular, infeksi, diabetes, cedera, dan juga gangguan muskuloskeletal (ligamen, otot, sendi, tendon).[4]
Selain masalah fisik, dampak negatif workaholic juga bisa menyerang psikis. Anda lebih rentan merasa stress, bahkan ketika sedang tidak bekerja. Masalah mental lainnya juga menghantui Anda, seperti depresi, gangguan kecemasan, insomnia, dan lain sebagainya.
3. Mengabaikan Waktu Bersama Keluarga dan Teman
Jika Anda menganggap bahwa gila kerja tidak jauh berbeda dengan sifat pekerja keras, maka Anda sedikit keliru. Sebab, perbedaan workaholic dengan pekerja keras cukup jelas, khususnya pada mindset saat mereka bekerja.
Orang yang gila kerja cenderung tidak memikirkan hal yang lain selain pekerjaan. Bahkan, tidak jarang mereka lupa bahwa mereka punya teman dan keluarga. Kondisi ini seringkali membuat hubungan sosial menjadi renggang dan bahkan putus sepenuhnya.
Sedangkan seorang pekerja keras masih bisa meluangkan waktu untuk teman dan keluarga. Mereka masih punya waktu untuk beraktivitas dan bersosialisasi di luar pekerjaan. Jika mereka memiliki waktu, maka akan mereka habiskan bersama dengan orang-orang tersayang.
Sebagai contoh, ketika liburan bersama keluarga, orang yang pekerja keras akan fokus membuat memori bersama-sama. Mereka ikut aktif ketika melakukan aktivitas tertentu.
Namun, orang yang gila kerja tetap akan mengerjakan pekerjaan di saat liburan. Ketika anggota keluarga yang lain sibuk membuat memori, mereka akan sibuk dengan gadget atau alat kerja yang lain.
Jika ciri-ciri di atas mulai Anda rasakan, maka sudah saatnya untuk mengenali bagaimana cara mengatasi workaholic. Caranya yang paling mudah adalah mengelola waktu dengan baik. Anda wajib tahu kapan harus bekerja dan kapan waktunya istirahat.
Sebenarnya, mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan adalah hal yang normal dan sah-sah saja untuk Anda lakukan. Namun, Anda tidak boleh sampai lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri dan orang-orang terdekat.
Selain itu, pastikan Anda menjaga kesehatan fisik di tengah padatnya pekerjaan. Misalnya dengan rutin mengonsumsi suplemen atau vitamin agar imun tubuh tetap terjaga. Salah satunya dengan Sido Muncul Natural Herbamix 5 yang terbuat dari bahan herbal yang baik untuk kesehatan. Mengingat dampak kesehatan yang menghantui orang workaholic, Anda bisa mengonsumsi 2 kali sehari 1 kapsul. Sebab, kandungan ekstrak kunyit, temulawak, kayu manis, jahe dan kencurnya berkhasiat untuk menjaga kekebalan tubuh. Hal ini membuat Anda tidak mudah sakit di tengah mobilitas tinggi.