Tahukah Anda apa itu chicken skin? Secara literal, artinya adalah kulit ayam. Namun, istilah ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan kondisi kulit yang memiliki banyak benjolan kecil dan terasa kasar saat dipegang. Pada istilah medis, Anda akan mengenalnya dengan nama keratosis pilaris.
Sebenarnya kondisi ini sangat umum dan normal terjadi, khususnya di kalangan remaja. Kehadirannya pun tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh dan kulit secara keseluruhan. Hanya saja, keratosis pilaris memang mengganggu penampilan, sehingga tidak sedikit dari Anda yang ingin tahu cara atasinya.
Namun, sebelum mengetahui cara mengatasinya, kenali terlebih dulu penyebab chicken skin di wajah dan berbagai gejalanya!
Pemicu Keratosis Pilaris
Pada dasarnya, pemicu chicken skin pada kulit wajah maupun bagian tubuh lainnya adalah sama, yaitu karena penumpukan keratin. Keratin merupakan zat protein yang punya peran penting bagi kulit. Tugasnya adalah untuk melindunginya dari berbagai infeksi atau serangan zat asing.
Hanya saja, jika kadarnya terlalu banyak, keratin tersebut dapat menumpuk dan menyumbat pori. Inilah yang memicu munculnya papula atau benjolan-benjolan kecil di permukaan kulit. Hasilnya, tekstur kulit akan terasa kasar dan mirip seperti tekstur kulit ayam.
Meskipun kondisinya sangat umum, namun masih belum jelas alasan di balik penumpukan keratin tersebut. Kemungkinan besar, penyebabnya adalah faktor genetik. Namun, ada beberapa kondisi lain yang sering dikaitkan dengan keratosis pilaris, seperti:
- Dermatitis atopik (eksim susu)
- Iktiosis vulgaris (sisik ikan)
- Obesitas
- Diabetes melitus
- Malnutrisi
- Down sindrom
- Noonan sindrom
Gejala Keratosis Pilaris
Setelah tahu apa penyebab kulit bertekstur seperti kulit ayam, kini saatnya untuk mengenali ciri-cirinya. Secara garis besar, gejalanya mudah untuk Anda kenali, misalnya seperti berikut ini!
- Kemunculan papula berwarna kemerahan atau kecoklatan.
- Tekstur kulit kasar.
- Kulit terasa kering.
Cara Atasi Keratosis Pilaris
Jika Anda bertanya-tanya apakah keratosis pilaris bisa disembuhkan, sebenarnya kondisi ini tidak dapat sembuh secara sempurna. Meskipun keratosis pilaris bisa hilang setelah melakukan chicken skin treatment tertentu, namun hal itu tidak bisa menjadi jaminan kulit ayam tidak akan kembali lagi.
Ada beberapa orang yang kondisinya mulai membaik setelah beberapa tahun. Namun, ada juga yang mengalaminya seumur hidup. Alasannya adalah karena faktor genetik yang tidak bisa diprediksi. Hal ini membuat kasusnya berbeda untuk setiap individu.
Namun, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut hingga kulit terlihat lebih sehat dan terawat. Beberapa di antaranya adalah:
1. Eksfoliasi
Salah satu cara menghilangkan chicken skin di wajah dan di bagian tubuh lainnya adalah dengan eksfoliasi. Ada dua tipe eksfoliasi yang dapat Anda pilih, yaitu melalui kimia dan fisik. Pada eksfoliasi kimia, Anda dapat menggunakan AHA, BHA, dan beberapa bahan-bahan yang lainnya.
Asam glikolat termasuk bahan yang bisa Anda gunakan dalam eksfoliasi kimia. Hal ini merujuk pada penelitian di Pubmed Central. Pada penelitian tersebut, terdapat 25 peserta yang memiliki kondisi keratosis pilaris. Mereka diberi asam glikolat konsentrasi tinggi sebanyak 4 kali setiap 20 hari sekali.
Hasilnya, kondisi kulit mereka terus membaik dibandingkan hari pertama. Pada hari ke-20, perbaikan mencapai 8%. Lalu, pada hari ke-40, perbaikannya mencapai 12%. Pada hari ke-60, ada 36% perbaikan. Sedangkan di hari ke-80, ada sekitar 60% perbaikan.[1]
Selain melalui eksfoliasi kimia, Anda juga bisa menggunakan eksfoliasi fisik, seperti scrub dan beberapa produk sejenisnya.
2. Gunakan Krim yang Mengangkat Sel Kulit Mati
Selain itu, Anda juga dapat memilih krim yang bisa mengangkat sel kulit mati. Hal ini mengingat bahwa pemicu keratosis pilaris adalah penumpukan keratin di pori-pori. Jadi, untuk menghindari adanya penumpukan, Anda dapat memakai krim tersebut.
Salah satu bahan di dalam skincare yang dapat mengangkat sel kulit mati adalah asam salisilat. Sebab, menurut jurnal di Pubmed Central, bahan ini merupakan agen keratolitik. Asam salisilat dapat mengganggu proses pemecahan atau pelisisan filamen keratin antarsel.[2] Kondisi ini bisa mencegah penumpukan keratin.
3. Gunakan Pelembab
Terakhir, jangan lupa untuk selalu menjaga kelembapan kulit. Alasannya karena kondisi keratosis pilaris dapat menyebabkan kulit kering. Sebagai catatan, Anda bisa mencari pelembap yang mengandung urea. Hal ini merujuk pada penelitian Dillon Nussbaum dkk yang dipublikasikan di Research Gate.
Setelah pemberian krim yang mengandung 20% pada 30 orang penderita keratosis pilaris selama empat minggu, semua peserta mengaku puas akan hasilnya.[3] Selain itu, tidak ada efek samping yang signifikan pada penelitian tersebut.
Sebagai pendamping, Anda juga dapat mengonsumsi suplemen yang terbuat dari bahan herbal dan baik untuk kesehatan kulit. Salah satunya adalah Sido Muncul Natural Aluss, yang memuat ekstrak temulawak, kapulaga, lengkuas, sambiloto, jintan manis, dan meniran.
Bahan-bahan herbal tersebut bisa merawat dan meregenerasi kulit, sehingga membuatnya lebih halus dan bebas dari chicken skin. Cara konsumsinya pun mudah, yaitu 2 x 2 kapsul sehari selama 7 hari. Lalu, konsumsi 2 x 1 kapsul sehari selama 1-2 bulan atau sesuai petunjuk dokter untuk hasil terbaik!