Sebagai bagian dari panca indera yang esensial, Anda jelas perlu menjaga mata agar tetap sehat. Caranya pun sangat beragam, mulai dari menghindari menatap layar terlalu lama, mengonsumsi vitamin A, dan lain sebagainya. Bahkan, Anda juga bisa menjalani berbagai jenis tes kesehatan mata.
Tujuan utamanya adalah untuk menemukan kerusakan atau anomali sedini mungkin. Dengan begitu, Anda bisa dengan cepat mengobatinya dan mencegah kerusakan yang lebih parah. Tapi, tes kesehatan mata meliputi apa saja, sih?
Berikut penjelasan tentang jenis, fungsi, dan prosedur tes kesehatan mata!
1. Otot Ekstraokular
Apa saja yang diperiksa dalam tes mata? Mengetes otot ekstraokular termasuk dalam salah satunya. Otot ini terdiri dari tujuh otot ekstrinsik okular yang berfungsi untuk menggerakan bola mata. Jika otot ini terganggu, Anda akan kesulitan saat menggerakannya.
Prosedur tes otot ekstraokuler tidak terlalu sulit, biasanya Anda hanya akan diminta untuk menggerakan bola mata dan mengikuti objek di depan Anda. Dengan cara ini, oftalmologis atau dokter mata bisa tahu apakah ada kelemahan otot atau cacat lain pada otot tersebut.[1]
2. Ketajaman
Tes ini termasuk tes yang paling umum karena tidak hanya bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit. Ketika Anda periksa mata di optik, biasanya petugas akan mengetes ketajaman indera penglihatan. Fungsi utamanya untuk mengetahui apakah Anda perlu bantuan kacamata atau tidak.
Anda mungkin mengenalnya dengan istilah pemeriksaan mata minus. Prosedurnya pun tak sulit, Anda hanya perlu menyebutkan huruf yang ada di depan satu per satu pada setiap retina, yang jaraknya sekitar 6 m.[2] Tujuannya untuk mencari lensa minus yang paling pas.
3. Refraksi
Secara garis besar, tes ini mirip dengan tes mata huruf untuk menentukan ketajaman. Fungsinya untuk mengetahui lensa yang paling tepat agar penglihatan bisa lebih sempurna. Hanya saja, tekniknya adalah dengan pembiasan cahaya untuk melihat kualitas penglihatan Anda.
Tujuannya adalah untuk menentukan koreksi ideal dari kesalahan refraksi, yaitu kelainan optik ketika cahaya tidak terfokus dengan benar pada retina. Hasilnya, resep lensa untuk rabun jauh maupun dekat akan lebih tepat.
Oftalmologis biasanya akan melakukan 3 jenis tes menggunakan alat-alat pemeriksaan mata khusus. Ini prosedurnya:
- Oftalmologis akan menyiapkan alat pertama, yaitu phoropter, yang terbuat dari kombinasi lensa, sama seperti saat tes ketajaman. Anda akan diminta membaca huruf yang bisa Anda lihat dengan cara yang mirip dengan tes ketajaman.
- Jika sudah, oftalmologis akan memakai alat retinoskop untuk menyinari pupil Anda dan menggerakannya secara horizontal dan vertikal.
- Terakhir, Anda akan diperiksa menggunakan alat autorefractor yang bisa mengukur perubahan saat cahaya terpantul dari retina. Alat ini dapat memberikan pengukuran yang objektif terhadap kesalahan refraksi.[3]
4. Parimetri
Fungsi dari tes ini adalah untuk mengetahui seberapa lebar bidang pandang Anda agar tahu titik buta atau skotoma. Semakin sempit lebar bidang pandang, maka semakin besar kemungkinan ada masalah atau cacat pada indera lihat tersebut. Masalah yang paling umum terjadi adalah glaukoma.
Pada umumnya, oftalmologis meminta Anda untuk melihat ke suatu titik dengan menggunakan satu mata saja. Lalu, oftalmologis akan mengangkat tangan di area lapang pandang samping dan menanyakan apakah Anda bisa melihatnya atau tidak. Terkadang, oftalmologis juga akan menggunakan alat perimeter.[4]
5. Tonometri
Fungsinya adalah untuk mengukur tekanan intraokular atau TIO yang berkaitan dengan cairan mata bernama humor aqueous. Jika tekanannya stabil, maka indera penglihatan Anda sehat. Namun, jika tekanan terlalu tinggi, saraf optik bisa rusak dan menimbulkan masalah penglihatan seperti glaukoma.
Pada saat melakukan pemeriksaan, oftalmologis akan meneteskan cairan yang membuat mata Anda mati rasa. Setelah itu, oftalmologis akan menyentuh permukaan mata dengan memakai alat khusus dan memberikan sedikit tekanan. Tekanan normal adalah 10-21 mmHg.[5]
6.Retinoskopi
Secara garis besar, tes ini mirip dengan tes refraksi. Hanya saja, tes ini menggunakan alat bernama retinoskop, yang berfungsi untuk memproyeksikan seberkas cahaya ke retina. Hal ini memungkinkan pengukuran kesalahan refraksi yang lebih akurat untuk rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.[6]
7. Buta Warna
Tes ini juga sangat umum dan bisa Anda lakukan di mana saja, termasuk di Internet. Caranya adalah dengan melihat angka yang tertanam di titik-titik warna. Jika Anda tidak bisa melihat angkanya, ada kemungkinan Anda memiliki buta warna.[7]
Jadi, mana jenis tes kesehatan mata mana yang akan Anda coba? Selain melakukan tes untuk mendeteksi gejala anomali di mata, Anda juga perlu memelihara kesehatan indera penglihatan dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin, seperti wortel dan bilberry. Kabar baiknya, kini Anda bisa mengonsumsi keduanya melalui Sido Muncul Natural Bilberry Carrot.
Anda bisa konsumsi 1 kapsul sehari atau sesuai petunjuk dokter agar kerusakan tidak semakin parah. Sebab, suplemen ini mengandung vitamin A, B2, dan C yang Anda butuhkan untuk kesehatan indera penglihatan. Jadi, sudah siap untuk mencobanya?