Tahukah Anda apa saja perbedaan maag dan GERD? Keduanya sering dianggap sebagai masalah yang sama, karena keduanya berkaitan dengan gangguan lambung. Namun ternyata, mekanisme, ciri, pemicu, serta cara mengatasinya benar-benar berbeda. GERD, bahkan tidak hanya terjadi di lambung saja.
Maag merupakan peradangan pada lambung. Ciri yang paling mudah dikenali ketika mengalami masalah ini adalah rasa perih di perut atas, dekat dengan ulu hati. Sedangkan GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus. Cirinya yang paling terlihat adalah mual dan sulit menelan.
Karena itu, jika Anda bertanya-tanya apakah maag dan GERD itu sama, maka jawabannya adalah tidak. Inilah beberapa perbedaannya yang wajib Anda ketahui!
Baca juga: Cara Mengobati Maag yang Efektif dengan Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus
1. Lokasi dan Mekanisme
Seperti apa yang sudah disinggung sebelumnya, maag hanya terjadi di dalam lambung saja. Hal ini karena ada peradangan di area mukosa. Terkadang, peradangannya ringan, sehingga hampir tidak terasa karena tidak ada gejala. Namun, tidak jarang kondisi ini menimbulkan rasa perih yang menyiksa.
Tingkat keparahan ini akan Anda kenal dengan nama maag kronis dan akut. Jika keparahannya kronis, episodenya muncul secara terus menerus. Pada umumnya, ini terjadi karena respons autoimun.
Namun pada tingkat keparahan akut, episodenya hanya muncul sesekali dan bersifat sementara. Pemicunya pun beragam, bisa jadi karena sekresi lendir lambung berkurang, ada gangguan penghalang pada mukosa, atau ada aliran darah mukosa yang terhambat.[1]
Sedangkan GERD tidak hanya melibatkan lambung saja, namun juga esofagus. Mekanismenya yaitu ketika zat asam dan isi lambung lainnya mengalami refluks ke kerongkongan. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika sekresi asam lambung berlebihan. Namun, bisa jadi karena ada masalah di katup kerongkongan.
Inilah yang membuat Anda merasa mual. Namun terkadang, Anda bisa mengalami regurgitasi atau muntah tanpa merasa mual.[2]
2. Gejala Utama
Berdasarkan penjelasan di atas, Anda mungkin sudah memiliki gambaran tentang perbedaan gejala GERD dan maag. Secara garis besar, ciri-ciri sakit maag kambuh adalah sebagai berikut.
- Bagian perut bagian atas dekat dengan ulu hati terasa nyeri.
- Ada sensasi heartburn atau dada terbakar.
- Gangguan pencernaan.
- Mual.
- Nafsu makan hilang.
Sedangkan GERD memiliki ciri-ciri berikut ketika kambuh:
- Ada sensasi panas di dada dan kerongkongan.
- Sering bersendawa.
- Mual.
- Regurgitasi.
- Batuk.
- Sulit menelan.
- Sakit tenggorokan.
3. Pemicu
Anda juga sudah memiliki gambaran umum tentang penyebab GERD dan maag. Namun, ada beberapa pemicu lain yang membuat Anda mengalami refluks atau peradangan. Biasanya, maag disebabkan oleh:
- Infeksi bakteri, khususnya dari Helicobacter pylori.
- Infeksi virus, khususnya enterovirus.
- Uremia, yaitu kondisi ketika ada terlalu banyak limbah di dalam darah.
- Iskemia, yaitu ketika aliran darah ke mukosa berkurang.
- Kehadiran zat korosif yang melukai mukosa, khususnya ketika sekresi lendir lambung berkurang.
- Konsumsi obat-obatan tertentu.
- Terkena radiasi.
- Trauma di lambung.
- Autoimun.
Sedangkan episode GERD sering terjadi karena:
- Gangguan fungsi pada sfingter esofagus bawah.
- Kondisi relaksasi sfingter esofagus bawah sementara.
- Hernia hiatus, yaitu kondisi ketika ada bagian lambung yang mendesak hingga ke rongga dada.
- Gangguan pertahanan mukosa esofagus terhadap refluks lambung.
- Cacatnya peristaltik esofagus.
4. Cara Atasi & Cara Mengobati
Karena gejalanya berbeda, cara penanganan kedua kondisi tersebut pastinya tidak akan sama. Pada saat mengalami maag, antibiotik dan antasida bisa membantu. Antibiotik dapat Anda konsumsi ketika ada infeksi bakteri Helicobacter pylori, sedangkan antasida bisa mengatasi heartburn.
Selain itu, perbaiki juga pola makan dan gaya hidup secara keseluruhan. Berdasarkan jurnal Pubmed, pasien maag yang melaporkan kebiasaan mereka, seperti makan terlalu cepat, waktu makan tidak teratur, makanan manis, dan makanan pedas.[3] Maka dari itu, hindari dan kurangi kebiasaan tersebut.
Pada pasien GERD, Anda juga bisa mengonsumsi obat jenis antasida, yang berfungsi untuk mengurangi sekresi lambung. Anda juga perlu menghindari faktor-faktor risikonya. Ini termasuk obesitas, yang sering menjadi pemicu munculnya episode GERD.[4] Hindari juga langsung tidur tepat setelah makan.
Selain dengan obat medis dan mengubah gaya hidup, Anda juga dapat membantu menjaga kesehatan lambung dengan bahan herbal. Ada banyak herbal yang bisa Anda konsumsi, misalnya seperti kunyit dan lada hitam.
Berdasarkan jurnal Pubmed, kunyit bermanfaat untuk menjaga sistem pencernaan dari esofagitis refluks, esofagus Barrett, dan juga kerusakan mukosa lambung.[5] Sedangkan pada jurnal UMass Chan Medical School, lada hitam bisa membuat proses penyerapan kurkumin menjadi lebih efektif.[6]
Menariknya, kini Anda dapat mengonsumsi kunyit dan lada hitam secara bersamaan melalui Sido Muncul Sari Natural Kunyit Plus. Sebab, suplemen ini terbuat dari ekstrak kunyit 100 mg dan ekstrak lada hitam 1 mg. Khasiatnya untuk menjaga dan mengatasi gangguan lambung.
Meskipun ada perbedaan maag dan GERD, namun kunyit dapat membantu meredakan gejala-gejala keduanya. Anda dapat terhindar dari perut kembung, maag, mual, dan masalah lambung lainnya. Cara konsumsinya cukup mudah, yaitu 2 kapsul 3 kali sehari. Jadi, ayo coba produknya sekarang juga!