Tahukah Anda jika tingkat polusi Jakarta itu relatif tinggi? Menurut WRI (World Resources Institute), pada bulan Agustus tahun lalu, kota ini sempat tertutupi kabut asap tebal. Menurut WRI (World Resources Institute), pemicunya cukup banyak, seperti pola cuaca musiman, dampak El Nino, tingkat emisi yang tinggi, hingga industri dan pembangkit listrik.[1]
Lalu, seperti apa parahnya tingkat polusi di Jakarta dan apa saja dampaknya? Yuk, cari tahu
Tingkat Polusi Jakarta dan Kota-Kota Besar di Indonesia
Berdasarkan data dari Air Quality Index (AQI), kualitasnya termasuk ke dalam kategori tidak sehat, dengan indeks 162.[2] Data tersebut didapatkan pada hari Senin tanggal 22 September 2024 pukul 08.05 WIB dan dapat berubah.
Tingkatnya hampir selalu lebih tinggi daripada angka rata-rata. Pada hari yang dan waktu yang sama, data statistik polusi udara di Indonesia rata-rata adalah 96.32]
Sedangkan untuk beberapa kota besarnya, yaitu:
- Bandung: 132
- Semarang: 154
- Yogyakarta: 162
- Medan: 158
- Palembang: 89
- Bandar Lampung: 171
- Makassar: 139
Bahaya Polusi
Secara garis besar, kualitas udara hari ini di beberapa kota besar di Indonesia relatif buruk, kecuali Palembang yang masih ada di tingkat moderate. Pastinya, Anda pun perlu waspada dengan polusi udara di Indonesia 2024, terutama di Jakarta dan kota besar lainnya.
Beberapa contoh bahaya polusi yang wajib Anda waspadai:
1. Mengganggu Kesehatan Mata
Menurut jurnal Pubmed, tingkat polusi yang buruk berkaitan erat dengan gangguan mata kronis, termasuk pada lensa, retina, dan tekanan intraokular. Hal ini karena debu, kotoran, dan berbagai jenis polutan lain sering kali masuk ke dalam mata dan membuatnya gatal dan iritasi.
Ada beberapa masalah penglihatan yang sering terjadi, seperti katarak, presbiopia, oklusi vena retina, dan degenerasi makula. Tidak jarang, polusi udara di Jakarta dan di kota dengan tingkat polusi buruk lainnya menyebabkan ukuran morfologi retina, glaukoma, retinopati diabetik, dan tekanan intraokular.[3]
Karena itu, ada baiknya untuk menggunakan kacamata atau alat pelindung lainnya ketika Anda harus beraktivitas di luar ruangan. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah polutan masuk ke dalam indra penglihatan.
2. Mengganggu Kesehatan Kulit dan Rambut
Selain mengganggu kesehatan mata, dampak polusi buruk lainnya adalah mengganggu kesehatan kulit dan rambut. Pasalnya, polutan dapat mengubah susunan biokimia dan molekuler pada kulit.[4]
Perubahan ini dapat memperburuk gejala dermatitis atopik karena ada radikal bebas yang terserap melalui kulit. Ketika kadarnya terlalu banyak, radikal bebas ini dapat menyebabkan kondisi stres oksidatif. Pada kondisi inilah berbagai molekul proinflamasi melepaskan diri dan menimbulkan radang kulit.
Ketika mengalami peradangan, kulit akan lebih rentan kering dan gatal. Hasilnya, berbagai masalah kulit pun sangat mungkin untuk menghampiri Anda. Contoh kasus yang paling sering terjadi adalah penuaan dini. Pada beberapa kasus lain, kanker kulit juga mungkin terjadi, seperti karsinoma sel basal dan melanoma.
3. Meningkatkan Risiko Kanker
Polusi bisa memicu kanker kulit pada beberapa kasus. Namun, selain kanker kulit, kualitas udara yang buruk juga dapat meningkatkan risiko kanker lainnya, termasuk kanker paru-paru. Jenis kanker lainnya, seperti kanker kandung kemih atau kanker payudara juga mungkin terjadi. Hanya saja, jumlah kasusnya lebih terbatas jika Anda bandingkan dengan jumlah kasus kanker paru-paru.
Penyebab utamanya adalah karena kehadiran zat karsinogenik yang hadir bersama polusi. Zat tersebut dapat ikut terhirup dan memicu kemunculan sel-sel abnormal di dalam tubuh.[5]
4. Mengganggu Pernapasan
Anda juga perlu cek polusi udara secara rutin karena kehadirannya dapat mengganggu pernapasan. Hal ini sering terjadi di Jakarta dan beberapa kota-kota besar lainnya. Hubungan di antara keduanya pernah dibahas oleh Huan Minh Tran dkk dalam jurnal Science Direct.
Bahkan, polusi dapat peningkatan mortalitas sebesar 0,55% yang terkait dengan gangguan di sistem pernapasan.[6] Beberapa contoh masalah yang paling sering terjadi adalah asma dan ISPA. Pemicu utamanya adalah debu, kotoran, dan radikal bebas yang terkandung di dalam polutan.
Karena itu, Anda perlu waspada dan lebih berhati-hati untuk menghindari bahaya polusi. Caranya yang paling mudah adalah dengan memakai masker, topi, dan pelindung lain agar kulit dan sistem pernapasan Anda terlindung dari polusi. Jangan lupa juga untuk rutin mencuci wajah, tangan, dan mandi.
Selain itu, Anda juga perlu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang infeksi. Pastikan juga kadar antioksidan di dalam tubuh cukup untuk melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dan kulit. Caranya yang paling mudah adalah dengan mencukupi Coenzyme Q10 sesuai kebutuhan harian.
Kebutuhan harian Coenzyme Q10 tersebut bisa Anda dapatkan melalui Sido Muncul Natural CoQ10. Suplemen ini dapat berperan sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas.
Anda dapat mengonsumsi suplemen ini 1 kali sehari 1 kapsul sesudah makan, mengingat tingkat polusi Jakarta dan kota-kota besar lain yang relatif tinggi. Hal ini karena suplemen ini dapat membuat dampak polusi semakin kecil. Karena itu, apa lagi yang Anda tunggu? Ayo segera coba produknya sekarang juga!