Sadar atau tidak, pasca melahirkan adalah masa-masa yang sulit bagi para ibu. Sebagian besar ibu pasti merasa bahagia setelah melahirkan sang buah hati ke dunia. Hanya saja, kebahagiaan ini jelas tidak menutup rasa sakit, lelah, stres, dan berbagai jenis masalah lainnya yang dirasakan mereka.
Karena itu, Anda sebagai suami, orang tua, anak, atau orang terdekat ibu lainnya wajib tahu bagaimana perawatan setelah melahirkan, baik melalui cara normal maupun caesar. Fokusnya bukan hanya dari segi fisik, namun juga dari segi mental. Hal ini mengingat fisik dan mental ibu akan down setelah melahirkan.
Berikut penjelasan lengkapnya!
Perbedaan Persalinan Normal & Caesar
Secara garis besar, ada dua jenis persalinan yang paling banyak digunakan oleh para ibu dan calon ibu di Indonesia. Keduanya adalah persalinan normal dan caesar.
Pada persalinan normal, ibu akan mengeluarkan bayi langsung dari vagina. Sedangkan pada persalinan caesar, bayi akan dikeluarkan melalui jalan operasi. Obgyn akan menyayat rahim ibu dan mengeluarkan bayi dari sana. Namun, apa yang harus dilakukan pasca melahirkan normal dan caesar tidak jauh berbeda.
1. Persalinan Normal
Ada beberapa efek setelah melahirkan normal yang bisa ibu rasakan, terutama jika ada robekan di vagina yang memerlukan proses penjahitan. Selain itu, ibu juga akan mengalami pendarahan, keluarnya cairan dari rahim, rasa sakit pada vagina dan payudara, kelelahan, dan lain-lain.
Pada umumnya pemulihan pasca melahirkan normal dengan jahitan adalah 4-6 minggu. Namun, jahitan tersebut biasanya sudah kering pada minggu pertama hingga kedua.
Pastinya, ada beberapa anjuran dan larangan setelah melahirkan normal yang perlu Anda terapkan, seperti:
- Tidak memasukkan apapun ke vagina.
- Hindari berhubungan seksual, terutama yang berkaitan dengan penetrasi selama masa nifas.
- Rutin ganti pad, kain, atau alat lain yang digunakan selama pendarahan untuk mengurangi risiko infeksi.
2. Persalinan Caesar
Pada persalinan jenis ini, sang ibu memang tidak akan mengalami robekan pada vagina. Namun, ibu tetap memerlukan perhatian khusus, terutama pada luka bekas operasi. Waktu pemulihannya pun lebih lama lagi, yaitu sekitar 6-8 minggu. Selama masa pemulihan, ibu mungkin akan kesulitan membungkuk.
Meskipun ibu tidak melakukan persalinan lewat vagina, namun tetap ada kemungkinan pendarahan. Pada umumnya, mereka juga akan merasa sakit di area vagina, payudara, dan area sayatan di perut.
Secara garis besar, anjuran dan larangan yang perlu Anda lakukan tidak jauh berbeda dengan persalinan normal. Hanya saja, Anda juga perlu memberi perhatian khusus pada area sayatan agar tidak infeksi. Karena itu, jangan lupa untuk rutin mengoleskan obat dan mengganti perban setiap hari.
Cara Merawat
Selain melakukan anjuran dan larangan umum di atas, Anda juga perlu menerapkan beberapa cara berikut untuk merawat ibu setelah persalinan!
1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi
Sudah menjadi rahasia umum jika nutrisi itu penting bagi ibu. Tujuan utamanya adalah agar ibu dan bayi bisa sehat hingga proses persalinan. Bahkan, setelahnya, ibu juga akan memerlukan nutrisi agar bisa pulih dengan cepat.
Sayangnya, berdasarkan data dari UNICEF, prevalensi malnutrisi pada ibu sangat tinggi. Pun begitu dengan angka kelahiran bayi. Karena itu, UNICEF pun menyarankan untuk memberi suplementasi rutin zat besi dan asam folat (IFA) memperbanyak konsumsi vitamin A pada ibu pasca persalinan.[1]
Beberapa contoh makanan tersebut adalah:
- Bayam
- Brokoli
- Asparagus
- Daun katuk
- Telur
- Daging merah
- Hati
- Kacang kedelai
- Ikan
- Pepaya
- Wortel
- Melon
- Mangga
2. Manajemen Stres
Selama beberapa hari hingga beberapa minggu pertama, para ibu biasanya akan merasakan tekanan mental yang luar biasa. Anda akan mengenalnya dengan istilah “baby blues”. Pada saat-saat itu, ibu akan mudah marah, merasa lelah, sedih, menangis, tersinggung, cemas, dan kurang tidur.
Menurut StatPearls, masalah ini sangat umum bagi para ibu baru. Prevalensinya bahkan lebih dari 50%.[2] Maka dari itu, pastikan manajemen stres ibu sudah baik. Caranya yang paling mudah adalah dengan mengajak ibu mengobrol, karena kebanyakan mereka hanya ingin didengar.
Selain itu, Anda juga bisa membantu merawat bayi, membelikan sesuatu, atau membantu hal-hal kecil lain yang dibutuhkan ibu. Jangan biarkan mereka merasa diri karena dapat menimbulkan depresi.
3. Periksa ke Dokter
Terakhir, jangan lupa untuk periksa ke obgyn dan/atau ginekolog agar ibu dapat pulih dengan sempurna. Terlebih jika ibu mengalami masalah seperti:
- Sembelit
- Kebocoran urin atau sulit buang air kecil
- Kurang tidur dan kelelahan ekstrem
- Depresi
- Gangguan kecemasan
- Memerlukan arahan untuk mengatasi masalah tertentu pada bayi
Idealnya, pemeriksaan dilakukan beberapa kali selama 12 minggu setelah persalinan. Kunjungan yang pertama pada 3 minggu pertama dan Anda dapat menjadwalkan kunjungan lainnya dengan dokter Anda.[3]
Selain itu, Anda juga bisa mencari paket perawatan pasca melahirkan untuk merawat ibu di rumah dengan lebih mudah. Salah satunya adalah Sido Muncul Sehat Bersalin Lengkap, yang merupakan suplemen herbal pendukung pemulihan ibu setelah persalinan. Selain dapat membantu memelihara kesehatan ibu pasca melahirkan, paket ini juga bermanfaat untuk memperlancar produksi ASI. Karena itu, dapatkan segera produknya di marketplace pilihan Anda sekarang juga! Pastinya, jangan lupa untuk membaca aturan pakai yang ada di kemasan!