Parkinson adalah penyakit yang cukup umum di dunia. Berdasarkan data dari WHO, prevalensinya meningkat dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir. Pada tahun 2019 saja, ada 8,5 juta orang yang mengidap masalah kesehatan ini dan menyebabkan sekitar 329.000 kematian secara global.[1]
Hanya saja, memang belum banyak orang yang tahu apa definisi dan penyebabnya. Secara garis besar, penyakit Parkinson adalah masalah kesehatan yang menyerang sistem saraf pusat sehingga fungsi otak tidak berjalan seperti apa yang seharusnya, seperti sulit bergerak dan masalah lainnya.
Supaya lebih paham, kenali lebih dekat penyakit Parkinson disebabkan oleh apa, apa saja gejalanya, serta bagaimana pengobatannya. Berikut penjelasannya!
Pemicu & Faktor Risiko Parkinson
Sebenarnya, penyebab Parkinson di usia muda maupun di usia tua tidak jauh berbeda. Ada yang berasal dari faktor genetik, paparan zat kimia atau racun, namun ada juga yang mengalaminya karena trauma. Inilah penjelasan lengkapnya!
1. Faktor Genetik
Menurut jurnal Pubmed, saat ini ada 28 daerah kromosom yang diduga terkait dengan masalah kesehatan ini. Enam di antaranya merupakan gen mutasi yang secara meyakinkan bisa menyebabkan Parkinson monogenik. Mutasi genetik inilah yang membuat kondisi ini bisa diturunkan secara turun-temurun.[2]
Hanya saja, kasus ini memang belum sebanyak itu mengingat kromosom sangat jarang melakukan mutasi. Namun, Anda perlu waspada jika ada anggota keluarga yang menderita masalah kesehatan ini akibat faktor genetik. Hal ini karena Anda lebih rentan untuk mengalaminya juga di masa depan.
2. Paparan Zat Kimia dan Racun
Berdasarkan studi dari Universitas California San Francisco, paparan berat zat kimia selama 2 tahun dapat meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan ini hingga 70%. Khususnya zat kimia cair berupa TCE yang menempel di tanah, air, dan udara.[3] Karena itu, usahakan untuk selalu menghindari paparannya.
3. Trauma
Pemicu lainnya adalah benturan di kepala, terlebih yang menyebabkan trauma atau cedera otak. Hal ini merujuk pada jurnal Pubmed yang menyatakan jika cedera kepala bisa menimbulkan kaskade fisiologis yang terkait dengan Parkinson. Contohnya seperti neuroinflamasi dan aktivasi mikroglia.
Selain itu, akumulasi α-sinuklein, gangguan fungsi mitokondria, dan peningkatan produksi radikal bebas akibat trauma juga dapat membuat risikonya semakin besar.[4]
Gejala Parkinson
Setelah memahami pemicunya, Anda juga perlu tahu apa saja gejala penyakit Parkinson. Biasanya, ada beberapa gejala dan tahapan gejala yang Anda rasakan, seperti:
- Mudah tremor, karena fungsi gerak terganggu.
- Gerakan tangan, kaki, dan kepala yang terus melambat.
- Hilangnya refleks.
- Gangguan keseimbangan.
- Cara bicara yang berubah.
- Otot terasa kaku.
Cara Pengobatan Parkinson
Apakah penyakit Parkinson berbahaya? Sebenarnya, masalah kesehatan ini tidak dapat membunuh secara langsung seperti serangan jantung. Namun, tingkat mortalitasnya cukup tinggi karena Anda rentan terjatuh dan berakibat fatal.
Karena itu, Anda wajib tahu cara merawat pasien Parkinson dan cara pengobatannya agar gejala-gejalanya cepat menghilang. Beberapa metode pengobatannya adalah:
1. Terapi Okupasi
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengikuti terapi okupasi. Tujuannya adalah agar Anda tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Terutama bagi yang punya gangguan fisik, sensorik, hingga kognitif. Terapi ini berfokus pada fisik, emosional dan sosial.
Jadi, selain bisa membantu Anda untuk melakukan aktivitas normal, terapi ini juga bisa meningkatkan rasa percaya diri. Sedangkan terapi fisik biasanya fokus pada mengurangi nyeri, menambah kekuatan serta ketahanan, dan memperluas rentang gerak sendi. Keterampilan motorik kasar juga akan dilatih.
2. Konsultasikan dengan Dokter
Kemudian, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter. Hal ini agar Anda bisa mendapatkan obat dan pengobatan yang paling tepat. Biasanya, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat, seperti obat untuk meningkatkan dopamin, anti-depresan, anti-tremor, dan lain sebagainya.
Namun, pastikan Anda hanya mengonsumsi obat-obatan tersebut jika diresepkan oleh dokter. Sebab, jenis obat dan dosisnya pasti akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat keparahan kondisi Anda.
3. Konsumsi Suplemen Tambahan
Sebagai tambahan, Anda juga bisa mengonsumsi obat herbal, terutama yang mengandung Coenzyme Q10. Menurut penelitian, Coenzyme Q10 berpotensi untuk bantu mengatasi Parkinson dalam kategori ringan.[5] Jadi, Anda bisa mengonsumsinya sebagai suplemen tambahan.
Asupan Coenzyme Q10 ini bisa Anda temukan di Sido Muncul Natural CoQ10. Hal ini karena setiap kapsulnya mengandung Coenzyme Q10 75 mg. Anda dapat mengonsumsi suplemen ini 1 x 1 kapsul sehari sesudah makan atau sesuai petunjuk dokter untuk bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Terlebih, setelah Anda tahu jika Parkinson adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat, sehingga Anda perlu mengobatinya dengan segera. Terlebih, selagi gejalanya masih ringan. Salah satunya adalah dengan rutin mengonsumsi suplemen ini. Maka dari itu, ayo coba produknya sekarang juga!