Beberapa orang pasti ingin cepat mendapatkan momongan setelah menikah. Hanya saja, ada beberapa kendala yang mungkin Anda dan pasangan rasakan sehingga rezeki tersebut tidak kunjung tiba. Jika ini terjadi, Anda dapat mencoba berbagai jenis program hamil untuk meningkatkan peluangnya.
Sebagai langkah awal untuk program hamil, Anda perlu memahami apa saja jenis-jenis program yang bisa Anda pertimbangkan, termasuk kondisi yang disarankan untuk mengikuti program dan kendalanya. Temukan juga tips untuk meningkatkan kesuksesan program di sini!
Jenis-Jenis Program Hamil
Ada beberapa pilihan program kehamilan yang kini bisa Anda temukan di Indonesia, seperti:
1. Bayi Tabung
Beberapa tahun terakhir program bayi tabung banyak dicari, terutama bagi pasangan yang sulit mendapatkan momongan. Hanya saja, hingga kini masih banyak masyarakat awam yang salah paham dengan konsep bayi tabung.
Pada dasarnya, bayi akan tetap berkembang di rahim ibu, bukan di dalam tabung. Kata “tabung” di sini merujuk pada cawan petri yang digunakan untuk membuahi sel telur.
Setelah dibuahi, sel telur yang sudah dibuahi akan disimpan di ovarium atau rahim dan berkembang menjadi embrio dan bayi. Kelahiran bayi tabung sukses yang pertama terjadi pada bulan Juli 1978 di Inggris.[1]
2. Inseminasi Buatan
Berbeda dengan bayi tabung, proses inseminasi buatan tetap berlangsung di dalam tubuh. Hanya saja, tidak melalui hubungan seksual. Namun, dokter akan menaruh sel sperma dari calon ayah secara manual ke saluran reproduksi calon ibu.[2]
Jika Anda bertanya-tanya kapan sebaiknya melakukan program hamil inseminasi buatan, Anda perlu melakukannya di masa ovulasi. Hal ini agar potensi untuk hamil jadi lebih besar.
3. Induksi Ovulasi
Program hamil lain yang bisa Anda pertimbangkan adalah induksi ovulasi, yang cocok digunakan ketika calon ibu tidak berovulasi atau berovulasi secara tidak teratur.
Caranya adalah dengan merangsang pelepasan sel telur dari ovarium ke tuba falopi. Setelah itu, dokter akan membantu menginjeksi sperma dari calon ayah ke dalam rahim.
Bagaimana persentase kesuksesannya? Sebelum mengikuti program ini, kemungkinan Anda untuk hamil hampir 0%, terutama jika Anda tidak pernah berovulasi sama sekali. Dengan mengikuti program ini, kemungkinannya bisa naik ke angka 20-25%.[3]
Kondisi yang Disarankan dan Kendalanya
Setelah tahu jenis-jenisnya, Anda pun wajib paham tentang apa saja yang dibutuhkan untuk program hamil. Hal ini karena tidak semua calon orang tua cocok untuk program-program di atas. Sebab, semuanya dirancang untuk mereka yang memiliki masalah kesuburan, baik pada calon ayah maupun calon ibu.
Namun mungkin saja ada beberapa kendala yang Anda temukan ketika mengikuti programnya. Terutama jika sang calon ibu sudah berusia di atas 30 tahun.
Karena itu, Anda wajib melakukan konsultasi dengan dokter kandungan atau obgyn terlebih dulu agar prosesnya lebih lancar dan minim kendala. Konsultasi ini juga perlu dilakukan untuk calon ibu maupun calon ayah yang punya masalah medis tertentu.
Beberapa contoh masalah medis tersebut adalah:
- Berbagai masalah pada rahim.
- Obesitas.
- Penyakit menular seksual.
- Diabetes tipe 2.
- Masalah hormon.
- Kelainan genetik.
- Disfungsi ereksi dan masalah ejakulasi.
Tips Meningkatkan Peluang Hamil
Selain melalui prosedur medis, Anda juga dapat menerapkan program hamil mandiri. Ini adalah program hamil untuk pengantin baru maupun pengantin lama yang tidak punya masalah kesuburan serius. Jadi, Anda tidak perlu melakukan prosedur bayi tabung, inseminasi buatan, maupun induksi ovulasi.
Ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan di kehidupan sehari-hari, misalnya yaitu:
1. Melakukan Hubungan Intim secara Berkala
Pada dasarnya, Anda tidak mungkin bisa hamil tanpa melakukan hubungan intim. Karena itu, pastikan Anda melakukannya secara berkala. Jika kondisi tubuh dan mental kedua belah pihak sedang baik, tidak ada salahnya untuk terus melakukannya sesering mungkin.
2. Mendeteksi Masa Subur
Kemungkinan besar pembuahan sel telur oleh sperma berhasil adalah di masa subur. Menurut jurnal Pubmed, masa ini biasanya terjadi antara hari ke-10 dan ke-17 setelah menstruasi. Hanya saja, terkadang ovulasi datang terlambat atau lebih cepat dari yang biasanya.[4] Jadi, coba konsultasikan dengan dokter Anda.
3. Menerapkan Pola Makan Sehat
Sadar atau tidak, makanan juga punya pengaruh besar terhadap kehamilan. Karena itu, pastikan Anda menerapkan pola makan sehat. Ada beberapa makanan untuk program hamil, khususnya yang kaya akan asam folat.
Pilihannya pun beragam, seperti:
- Hati sapi
- Sayuran hijau
- Roti gandum utuh
- Asparagus
- Kacang-kacangan
- Buah-buahan
- Tiram
4. Rutin Berolahraga dan Kelola Stres
Kemudian, pastikan Anda rutin berolahraga dan mengelola stres. Sebab, kegiatan tersebut dapat membantu tubuh Anda untuk tetap fit dan lebih siap untuk hamil.
5. Lakukan Skrining Kesehatan dan Imunisasi secara Berkala
Terakhir, jangan lupa untuk rutin melakukan skrining kesehatan dan imunisasi secara berkala. Hal ini karena program tersebut akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Jadi, Anda perlu fisik yang baik.
Selain dengan skrining kesehatan dan imunisasi, Anda juga bisa menjaga daya tahan dengan mengonsumsi suplemen herbal. Salah satunya adalah Sido Muncul Natural Jinten Hitam yang dapat membuat imunitas tubuh lebih kuat. Suplemen herbal ini juga bisa membuat hormon lebih sehat.
Karena itu, jika Anda sedang mengikuti program hamil, baik secara medis maupun mandiri, suplemen ini bisa membantu Anda. Ada dapat mengonsumsinya 2 kali sehari 1 kapsul untuk menjaga daya tahan tubuh agar tetap fit dan tidak mudah sakit.