Apakah Anda tahu apa itu radikal bebas? Senyawa ini adalah spesies molekuler dengan elektron tidak punya pasangan. Karena bersifat bebas, molekul ini biasanya tidak stabil dan sangat reaktif. Akibatnya, mereka dapat menyumbangkan dan menerima elektron ke berbagai jenis molekul lain.[1]
Jika Anda ingin tahu dari mana datangnya radikal bebas, jawabannya cukup beragam. Molekul ini bisa datang dari dalam tubuh melalui autooksidasi. Hanya saja, kebanyakan molekul lainnya berasal dari paparan UV, paparan racun, paparan kimia, hingga beberapa makanan penyebab radikal bebas.
Molekul ini sering memberi dampak negatif bagi kesehatan. Terutama dalam bentuk spesies oksigen sangat reaktif (ROS), yang bisa mengakibatkan berbagai bahaya yang wajib membuat Anda waspada. Ini penjelasannya!
1. Kerusakan DNA dan Membran Sel
Salah satu bahaya radikal bebas adalah dapat merusak sel dan DNA. Hal ini merujuk pada jurnal Pubmed yang menyatakan jika ROS dapat mengubah DNA dan membran sel. Jika terus dibiarkan, ada gangguan homeostasis yang mungkin terjadi dan membuat tubuh tidak berfungsi dengan normal.[2]
Beberapa contoh radikal bebas dalam tubuh yang perlu Anda waspadai adalah radical hidroksil, radical anion superoksida, hidrogen peroksida, oksigen singlet, dan hipoklorit. Lalu, ada juga radical oksida nitrat dan radical peroksinitrit yang tidak kalah berbahaya karena bisa merusak sel dan DNA.
2. Penuaan Dini
Deskripsi : Wanita memegang pipinya karena kulitnya menjadi lembek dan keriput
Jika Anda bertanya-tanya apa efek radikal bebas pada kulit, molekul ini dapat membuat kulit Anda menua lebih cepat daripada seharusnya. Menurut jurnal Pubmed, ROS yang berasal dari sinar UV bertanggung jawab atas hingga 80% kasus penuaan dini. Sisanya dari makanan dan psikologis.
Pembentukan ROS yang diinduksi oleh UV di kulit membuat radikal bebas dan antioksidan jadi tidak seimbang. Akibatnya, ada banyak sel dan DNA kulit yang mulai rusak dan kehilangan fungsinya.
Bahkan, radiasi UV yang melewati kulit dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sel darah putih yang bersirkulasi melalui kapiler kulit. Namun, kerusakan terbesar terjadi di dalam sel kulit, termasuk kerusakan pada DNA mitokondria dermal.[3] Inilah yang membuat kulit kendur, keriput, dan tidak sehat.
3. Risiko Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah
Berdasarkan pada jurnal Pubmed, molekul ini juga dapat meningkatkan risiko gangguan jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular. Salah satunya aterosklerosis, yaitu ketika lemak, kolesterol, dan zat-zat lain menumpuk di arteri. Kondisi ini biasanya terjadi akibat perubahan oksidatif LDL.
Perubahan oksidatif LDL dapat menghasilkan produk peroksidasi lipid, seperti, eicosapentaenoate dan isoprostane. Zat dokosaheksaenoat, oxysterol, asam lemak hidroksil, peroksida lipid, dan aldehida juga bisa berubah. Akibatnya, kadar ROS dan antioksidan di dalam tubuh jadi tidak seimbangan.[4]
Kondisi yang seperti ini bisa membuat Anda lebih rentan terkena lemah jantung, jantung koroner, serangan jantung, dan disfungsi jantung yang lain.
4. Gangguan Sistem Imun
Menurut jurnal Pubmed, ROS sebenarnya punya peran yang penting dalam sistem imun, terutama yang berasal dari oksigen. Hal ini karena penyerapan oksigen seluler bisa menghasilkan produksi agen bakterisida oksidan yang kuat, seperti asam hipoklorit dan radical hidroksil.
Selain itu, sel imun yang bernama makrofag juga akan memproduksi oksida nitrat dan radical gas. Kedua molekul tersebut akan bereaksi dengan ROS yang bernama superoksida dan membentuk zat peroksinitrit. Zat ini juga merupakan agen bakterisida yang kuat dan baik bagi sistem imun.
Hanya saja, apabila kadar ROS dan antioksidan tidak seinbang, efeknya bagi sistem imun pun akan berubah menjadi negatif.[5] Gangguan sistem kekebalan tubuh pun dapat Anda alami akibat kadar ROS yang terlalu banyak dan merusak sel-sel imun.
5. Risiko Kanker
Berdasarkan European Journal of Cancer Volume 32 Issue 1, kondisi ROS dan antioksidan yang tidak seimbang juga bisa membuat risiko kanker meningkat. Alasannya karena kerusakan sel akibat ROS tidak menyebabkan kematian sel sepenuhnya. Kondisi inilah yang bisa memicu sel-sel kanker muncul di sana.
Mutagenesis melalui kerusakan DNA oksidatif akibat kondisi ini juga bisa memperluas klon tumor dan mampu membuatnya menjadi ganas.[5] Maka dari itu, Anda perlu menjaga agar kadar ROS dan antioksidan tetap seimbang agar tidak menimbulkan kondisi yang seperti ini.
Antioksidan tersebut bisa Anda peroleh dari makanan, seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan sehat lainnya. Anda juga dapat memproduksinya dari dalam tubuh melalui Coenzyme Q10. Coenzyme Q10 merupakan sumber antioksidan kuat dan bisa mencegah kadar yang tidak seimbang.
Menariknya, selain diproduksi di dalam tubuh Anda juga bisa mendapatkan Coenzyme Q10 melalui suplemen tambahan. Contohnya seperti Sido Muncul Natural COQ10 yang terbuat dari Coenzyme Q10 75 mg dan dapat membantu memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh.
Anda dapat mengonsumsi suplemen ini 1 x 1 kapsul sehari sesudah makan untuk mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Anda pun bisa mencegah gangguan sistem imun dan berbagai masalah lain akibat paparan molekul ini. Jadi, tunggu apa lagi? Dapatkan produknya sekarang juga di marketplace favorit Anda!